Rabu, 31 Maret 2010

Tanjungsari, Sumedang

Tanjungsari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini berbatasan dengan kecamatan Jatinangor di barat daya, kecamatan Cimanggu di selatan, kecamatan Pamulihan di timur, kecamatan Sukasari di barat laut serta wilayah Kabupaten Subang di sebelah utara. Sebelum pemekaran, wilayah Kecamatan Sukasari dan sebagian wilayah Kecamatan Pamulihan adalah bagian dari Kecamatan Tanjungsari.

Terdapat dua gunung/bukit yang terletak di Kecamatan Tanjungsari, yaitu Gunung Cijambu dan Gunung Geulis. Dari Gunung Cijambu mengalir dua buah sungai besar yaitu Ci Peles, yang mengalir ke arah timur bergabung dengan Ci Manuk, dan Ci Sumengka, yang mengalir ke arah barat bergabung dengan Ci Tarum. Selain itu, Gunung Cijambu masih satu rangkaian dengan Gunung Manglayang (Kecamatan Sukasari). Gunung Geulis terletak di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Cimanggung, Kecamatan Jatinangor, dan Kecamatan Tanjungsari. di puncak Gunung Geulis terdapat dataran dan di salah satu sudutnya terdapat makam cikal-bakal desa.

Pulau Liwutongkidi

Pulau Liwutongkidi merupakan salah satu pulau yang terdapat di Kabupaten Buton. Pulau seluas sekitar 1.000 km persegi ini memilliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1.000 mm per tahun. Pulau Liwutongkidi oleh pemerintah daerah Kabupaten Buton dimasukkan sebagai salah satu kawasan pengembangan terpadu BASILIKA (Batauga, Siompu, Liwutongkidi, dan Kadatua). Tujuannya adalah untuk mengembangkan objek wisata bahari (bawah laut) di kabupaten yang kaya dengan aneka wisata baharinya itu. Diharapkan dengan adanya kawasan BASILIKA, gairah para wistawan untuk berkunjung ke Kabupaten Buton meningkat. Walaupun pulau ini tidak begitu besar bila dibandingkan dengan pulau-pulau lain yang ada di Kepulaun Buton, pulau ini mampu memberikan nuansa yang unik melalui keindahan pantai dan pesona bawah lautnya. Garis pantai di sepanjang pulau ini dipenuhi hamparan pasir putih yang menakjubkan dan nuansanya menjadi lebih indah ketika berpadu dengan deburan ombak laut yang menyisir pasir tersebut. Di samping itu, kekayaan alam bawah laut yang ada di pulau ini juga menarik untuk dikunjungi. Keanekaragaman terumbu karang dan biota bawah laut berpadu secara teratur dalam simponi keindahan panorama alam bawah laut.

Cihanjuang, Parongpong, Bandung Barat

Cihanjuang adalah desa di kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia.

Lokasi geografis di antara kaki gunung Tangkuban Perahu dan Burangrang dengan perbatasan wilayah antara kabupaten Bandung dan kota Cimahi. Pada awal tahun 1980, Cihanjuang dikenal sebagai sentra penghasil kebun dan pertanian yang dapat mensuplai bukan hanya daerah Bandung saja tetapi, Jakarta dan daerah perbatasan Jawa Tengah. Hasil pertanian tersebut adalah palawija, sayur mayur, padi dan buah-buahan selain peternakan sapi dan kambing. Nama Cihanjuang diambil dari pohon yang banyak tumbuh di daerah berbukit yang subur ini adalah pohon Hanjuang.

Karena pertumbuhan penduduk dan berkembangnya wilayah hunian (Panorama alam sekitar yang indah memikat para pengusaha untuk membangun Vila dan wilayah hunian), lahan pertanian dan perkebunanpun menciut. Meskipun masih menghasilkan palawija, sayur mayur dan sedikit padi. Cihanjung dikenal sebagai penghasil bunga potong yang hasilnya dapat dilihat didaerah wisata bunga dan kebun Lembang, Bandung.

Danau Moat

Danau Moat merupakan salah satu danau di wilayah Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya terletak di perbatasan antara Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan Kabupaten Minahasa Selatan. Kata moat menurut bahasa Minahasa artinya menjelang terbitnya matahari. Danau ini hidup ikan Sidat atau dalam bahasa setempat disebut Sogili. Hawanya sejuk dan panorama yang indah. Sungai yang yang bersumber dari danau ini yaitu Sungai Poigar. Luas danau ini 617 ha, dan merupakan sumber air Pembangkit Listik Tenaga Air (PLTA)Poigar PLN Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo (Suluttenggo).

Curug Gendang

Curug Gendang berada di daerah Kecamatan Carita kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Air Terjun Curug Gendang memiliki tinggi 7 Meter luas 10 meter dengan kedalaman 13 meter dan berada di ketinggian 170 meter di atas permukaan laut.

Curug merupakan bahasa Sunda yang berarti Air Terjun sedangkan Gendang merupakan alat musik tradisional yang ditabuh dengan tangan kosong seperti Drum pada alat musik modern yang ditabuh dengan stik (tongkat kecil). Curug Gendang asalnya bernama Curug Citajur, karena suaranya mirip alat musik tradisional Gendang maka kemudian masyarakat sekitar menyebutnya Curug Gendang.

Dari jalan raya Carita, dengan jarak 2 kilometer untuk menuju Curug Gendang, diperlukan waktu sekitar 30 menit berkendaraan. Tapi kemudian kendaraan harus ditinggalkan di area parkir dan pengunjung yang ingin menikmati jernihnya air Curug Gendang mesti rela ber-off-road ria alias berjalan kaki. Hati-hati, jalan setapak yang ditempuh berbatu juga licin, karena kelembaban hutan dataran rendah yang selalu membasahi jalan.

Sekitar satu kilometer perjalanan berliku, menanjak dan menurun menuju lokasi akan menjadi pengalaman penjelajahan tersendiri karena sepanjang perjalanan pengunjung bisa menikmati indahnya pemandangan yang terhampar. Berbagai macam tanaman yang tumbuh liar, seperti pohon durian dan sebagainya membawa suasan sejuk yang alami. Kicauan suara burung juga aneka satwa seperti monyet yang berkeliaran juga memberi kesan keasrian lokasi Curug Gendang.

Tidak hanya itu, jalan setapak di antara punggung-punggung gunung di pinggir jurang menuju curug juga memberikan pemandangan lautan yang terbentang luas, hijaunya pepohonan di kaki bukit bahkan Gunung Krakatau yang tampak dikejauhan. Panorama alam yang patut diabadikan.

Air terjun Balangdaras

Air terjun Balangdaras adalah sebuah air terjun yang terletak 25 km dari Kota Pelaihari, Tanah Laut, Kalsel, tepatnya di Desa Tanjung, Pelaihari, Tanah Laut.

Air terjun Balangdaras memiliki panorama pegunungan yang indah dan eksotik. Berada di ketinggian pegunungan dengan ketinggian ± 45 meter. Air Terjun Balangdaras yang berada di kawasan Pegunungan Meratus.

Pujut, Lombok Tengah

Pujut adalah sebuah kecamatan di kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Pujut lebih dikenal sebagai wilayah Lombok Selatan, wilayah Lombok yang kondisi alamnya lebih kering dibandingkan dengan wilayah lainnya di Pulau Lombok. Sebagai wilayah dengan kondisi alam yang kering, satu sistem bertani yang dikembangkan di wilayah ini adalah sistem "Gogo Rancah" atau disingkat GORA. Dengan sistem ini, petani harus mengolah sawahnya pada waktu musim kemarau dengan tujuan, pada waktu musim hujan, tanah yang sudah diolah tersebut sudah siap tanam dan musim hujan yang pendek akan memberi cukup air dibandingkan jika sawah diolah pada waktu musim hujan. Memang sistem tersebut menuntut petani untuk bekerja lebih keras. Tapi, tampaknya sistem pertanian tersebut cukup berhasil dan hingga saat ini hanya sistem tersebut yang ada. Di Lombok Selatan juga terdapat pantai dengan panorama alam yang indah, yaitu Pantai Kute atau Pantai Mandalika. Di Pantai Kute, pantai Seger dan sekitarnya, setiap tahun (biasanya pada bulan Februari) terdapat tradisi tahunan yang juga menjadi annual Tourist event, yaitu "Bau Nyale" (menangkap Nyale). Bau Nyale juga dapat di temui di seputaran pesisir Pantai Selatan Pulau Lombok, tapi pemerintah Kabupaten Lombok Tengah memusatkan kegiatan tersebut di Pantai Kute dan Seger. Di teluk Awang, Desa Awang kecamatan Pujut direncanakan akan dibangun sebuah Pelabuhan